Tarif 50% AS Berlaku, Modi Dorong Swadeshi & Reformasi

Dampak Awal bagi Perdagangan India

Dampak Awal bagi Perdagangan India

Akibatnya, India kini masuk jajaran negara dengan tarif impor tertinggi. Selain itu, beban ini berpotensi menekan ekspor dan laju pertumbuhan ekonomi kelima terbesar dunia.

Di sisi lain, AS hingga baru-baru ini masih menjadi mitra dagang utama India. Dengan demikian, pukulan terhadap perdagangan dua arah bisa terasa luas.

Pemerintah Siapkan Antisipasi Fiskal

Merespons tekanan, Perdana Menteri Narendra Modi menjanjikan pemangkasan pajak untuk meredam dampak ekonomi. Selain itu, ia menyebut bakal ada “bonus pajak besar” sebagai hadiah Diwali bagi warga dan pelaku usaha kecil.

Selanjutnya, ia mendorong gerakan kemandirian dengan ajakan memasang papan “Swadeshi” atau “Made in India” di depan toko dan bengkel usaha. Seruan ini ditegaskan dalam pidato Hari Kemerdekaan di Red Fort, Delhi.

Menurut banyak pengamat, pesan tersebut diarahkan untuk menjaga moral pelaku ekspor. Dengan begitu, jutaan pekerja di tekstil, berlian, dan udang tetap tersangga.

Reformasi GST untuk Dorong Konsumsi

Untuk mempercepat pemulihan, pemerintah mengandalkan reformasi pajak. Setelah pemotongan PPh senilai sekitar US$12 miliar, New Delhi menyiapkan penyederhanaan pajak barang dan jasa (GST) ke skema dua lapis.

GST telah berlaku delapan tahun dan memangkas tumpang tindih pajak daerah. Namun, ambang batas dan pengecualian yang berlapis dinilai membuat sistem kompleks. Karena itu, rancangan simplifikasi kembali didorong Kementerian Keuangan India.

Di sisi analis, kebijakan ini diperkirakan memantik konsumsi. Dengan demikian, beban harga di titik pembelian bisa langsung turun.

Efek ke Pertumbuhan, Inflasi, dan Sektor Riil

Konsumsi rumah tangga menyumbang hampir 60% PDB India. Karena itu, stimulus fiskal diperkirakan mengerek permintaan sambil menekan inflasi.

Selanjutnya, sektor yang berpotensi diuntungkan adalah kendaraan roda dua, mobil kecil, garmen, dan semen. Permintaan biasanya naik menjelang musim perayaan seperti Diwali.

Tidak hanya itu, pemangkasan GST dinilai memberi efek berganda lebih besar daripada potongan pajak korporasi atau PPh. Sebab, insentif langsung terasa saat transaksi.

Suku Bunga, Gaji Aparat, dan Sentimen Pasar

Ke depan, Bank Sentral India berpotensi menurunkan suku bunga lagi setelah pemangkasan total 1% dalam beberapa bulan terakhir. Selain itu, penyesuaian gaji lima juta aparatur dan 6,8 juta pensiunan awal tahun depan diyakini menambah daya beli.

Sementara itu, pasar modal menyambut positif paket kebijakan. Bahkan, India memperoleh kenaikan peringkat kredit dari S&P Global setelah 18 tahun, yang berpotensi menurunkan biaya pinjaman dan menarik investasi.

Ketegangan Dagang dan Prospek ke Depan

Meski demikian, prospek pertumbuhan melambat dari kisaran 8% beberapa tahun lalu. Di sisi lain, ketegangan dengan Washington terkait energi Rusia justru meningkat.

Perundingan dagang yang semestinya dimulai pekan ini dibatalkan. Dengan tarif 50%, sebagian pakar menilai kondisinya mendekati sanksi dagang antar dua ekonomi besar. Oleh karena itu, jalur diplomasi dan reformasi domestik menjadi krusial.

Exit mobile version