LIVERPOOL – Para petani Inggris akan menggelar konvoi traktor menuju Konferensi Partai Buruh sebagai bentuk protes terhadap rencana pemerintah mengenakan pajak warisan atas aset pertanian.
Aksi ini diinisiasi kelompok Farmers for Action dan dimulai di Pasar Sedgemoor, Somerset. Para petani menyuarakan keresahan mereka atas kondisi pertanian yang kian terpuruk.
“Pertanian di Inggris sedang sekarat. Kami belum pernah menghadapi situasi sesulit ini,” ujar Charlie Walford, petani generasi ketiga dari Upton Bridge Farm.
Mulai April 2026, pemerintah berencana mengenakan pajak 20% atas aset pertanian warisan senilai lebih dari £1 juta. Partai Buruh mengklaim kebijakan ini hanya akan berdampak pada 500 lahan terkaya setiap tahun, namun asosiasi bisnis pedesaan memperkirakan hingga 70.000 petani bisa terkena imbas.
Baca Juga : Trump Desak Eropa Naikkan Tarif 100% untuk China & India
Kondisi cuaca ekstrem memperburuk situasi. Jenny Curtis, peternak sapi potong, menyebut musim kemarau panjang sebagai “mimpi buruk” yang memaksa dirinya mengurangi jumlah sapi dari 500 menjadi 350 ekor. Hal serupa dialami Martyn, peternak sapi dan domba, yang menyebut hasil panen tahun ini “campur aduk”. Namun putranya, Nathan, tetap bertekad melanjutkan profesi sebagai petani.
Pemerintah menegaskan sebagian besar lahan pertanian tetap aman berkat keringanan pajak pertanian. Seorang juru bicara menyebut: “Perubahan ini bertujuan mengalihkan dana ke layanan publik penting. Tahun lalu, 40% keringanan senilai £219 juta hanya dinikmati 117 lahan.”
Baca Juga : Korsel Kerahkan 2.000 Fiskus Tagih Pajak Rp1,317 Triliun
Meski begitu, rasa putus asa menyelimuti banyak petani. Ariane Blake, petani di South Petherton, mengatakan: “Kami bukan ingin menghindari pajak, tapi cara penerapannya – ditambah kondisi sulit bertahun-tahun – benar-benar menghancurkan semangat. Bisa jadi kami terpaksa menjual lahan.”
Sumber terkait: BBC