JAKARTA – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan komitmen untuk menyelaraskan kebijakan pajak Indonesia dengan struktur ekonomi nasional sekaligus sistem perpajakan global. Langkah ini dianggap penting untuk mengoptimalisasi pendapatan negara pada tahun 2026.
Pemerintah pastikan reformasi pajak selaras dengan struktur ekonomi nasional sekaligus kompatibel dengan sistem global.
“Kita mendorong agar sistem perpajakan compatible dengan struktur perekonomian dan sistem perpajakan global.” — Purbaya Yudhi Sadewa
Pernyataan tersebut disampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Rabu (10/9/2025). Menurut Purbaya, konsistensi dalam reformasi pajak akan menjadi fondasi kuat untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan memperluas basis penerimaan negara.
Reformasi Pajak dan Pendapatan Negara
Purbaya menegaskan Kementerian Keuangan akan terus memantau efektivitas reformasi perpajakan. Salah satu indikatornya adalah meningkatnya kepatuhan wajib pajak melalui sistem yang lebih sederhana, transparan, dan terintegrasi.
Selain sektor pajak, pemerintah juga menyoroti pengelolaan sumber daya alam, aset negara, serta inovasi layanan publik. Upaya ini menjadi bekal penting untuk menjaga iklim investasi dan memenuhi target pendapatan negara tahun depan.
Belanja Berkualitas dan Agenda Prioritas
APBN 2026 tidak hanya difokuskan pada penerimaan, tetapi juga pada kualitas belanja. Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah merumuskan delapan agenda prioritas yang harus didukung penuh oleh kebijakan fiskal.
Pembiayaan Inovatif dan Stabilitas Ekonomi
Pemerintah juga merancang skema pembiayaan inovatif yang berkelanjutan. Strateginya mencakup pengendalian utang dalam batas aman, pemanfaatan Danantara untuk akselerasi investasi, hingga penggunaan sisa anggaran lebih (SAL) sebagai bantalan menghadapi ketidakpastian global.
Selain itu, koordinasi erat antara kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan dinilai vital. Sinergi lintas otoritas diharapkan mampu menjaga stabilitas ekonomi sekaligus mendorong penciptaan lapangan kerja.
“Agar APBN mampu merespons dinamika ekonomi dan mendukung pembangunan, maka RAPBN akan terus dijaga sehat dan berkelanjutan.” — Purbaya Yudhi Sadewa
Purbaya menutup pemaparannya dengan menegaskan bahwa strategi reformasi pajak, optimalisasi pendapatan, serta desain pembiayaan yang inovatif akan menjadi pilar utama keberlanjutan fiskal Indonesia di tahun 2026.