“Karena restitusi cukup tinggi itu Rp990,01 triliun”, Kata Bimo
Rincian Kontributor Pajak
Penerimaan dari PPh Badan tercatat Rp174,47 triliun atau 47,2% target, meski turun 9,1% year-on-year. Sebaliknya, PPh Orang Pribadi menunjukkan pertumbuhan impresif sebesar 37,7% menjadi Rp14,98 triliun, mendekati 100% target.
Kontributor terbesar masih berasal dari PPN dan PPnBM dengan capaian Rp350,62 triliun secara neto. Angka ini baru 37,1% dari target dan terkoreksi 12,8% dibanding periode sebelumnya. Sementara Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) justru melesat 129,7% year-on-year hingga mencapai Rp12,53 triliun.
Bimo menegaskan tren penerimaan pajak tetap positif sejak Mei hingga Agustus 2025, meski kondisi ekonomi penuh tantangan.
“Konsistensi tumbuh positif sejak Mei hingga Agustus, walaupun kondisi cukup sulit,”Ujarnya
Baca Juga : Kemenkeu siapkan aturan penempatan dana Rp200 triliun di bank
Efisiensi Pemungutan Pajak
Selain capaian penerimaan, DJP juga menyoroti perbaikan efisiensi. Rasio biaya pemungutan pajak pada 2025 hanya 0,89%, dengan target penerimaan Rp2.189 triliun dan anggaran DJP Rp19,47 triliun. Tahun lalu rasionya masih 1,08%.
Baca Juga : Menkeu Purbaya: Sistem pajak RI harus mengikuti perkembangan dunia
Secara regional, efisiensi Indonesia lebih baik dibanding Filipina (2%), India (1,5%), dan Tiongkok (1%). Meski begitu, masih sedikit di atas Malaysia (0,8%), Australia (0,5%), dan AS (0,4%).
“Cost of tax collection ratio kita termasuk yang terendah di Asia,” Tegas Bimo