JAKARTA — Pangsa pasar BEV menanjak tajam dari <1% (2021) menjadi 9,7% pada semester I/2025.
Menurut Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara, tren positif ini muncul karena ekosistem EV kian terbentuk. Selain itu, insentif pajak membuat harga BEV relatif lebih rendah dibanding mobil bermesin ICE.
Tax Ratio 2029 Diproyeksi 15,01%, di Bawah Target Prabowo
Antusiasme Pasar & Momen GIIAS
Selanjutnya, Gaikindo menyebut porsi BEV per Juli 2025 “hampir 10%”. Bahkan, minat beli terlihat kencang selama pameran
GIIAS.
Namun, lonjakan ini juga menghadirkan pekerjaan rumah baru di hulu dan hilir industri. Di sisi lain, pabrikan kendaraan ICE di dalam negeri mulai tertekan akibat penjualan yang menurun. Menurut Kukuh, pabrikan ICE sudah mengikuti syarat TKDN tinggi, sekitar 90%–100%.
Sebagai rujukan regulasi, informasi TKDN tersedia di Kemenperin.
SR023 T3/T5 Resmi Ditawarkan, Kupon 5,8%–5,95%
Pembiayaan Jadi Kunci Permintaan
Selanjutnya, Gaikindo menekankan peran kredit kendaraan terhadap penjualan. Jika perusahaan pembiayaan mengetatkan kredit, maka daya beli langsung melemah.
Karena itu, dukungan industri multifinance dan perbankan menjadi faktor penentu. Informasi pengawasan industri pembiayaan dapat dilihat di
OJK. Kukuh juga menilai perhatian kebijakan pada industri yang sudah eksis masih terbatas. Menurutnya, pasar domestik melemah tidak hanya karena daya beli, tetapi juga karena kenaikan PKB yang dipungut pemda.
Pelajaran dari PPN DTP 2021
Terakhir, Kukuh mencontohkan kebijakan PPN DTP pada 2021 yang sempat mendongkrak penjualan. Ketika insentif diberikan, minat beli pulih cepat dan industri bergerak.
Sebagai perbandingan, dokumentasi kebijakan fiskal dapat ditelusuri di Kementerian Keuangan.